Menggunakan produk yang sesuai
Ilustrasi. Cara mengatasi kulit kepala gatal dengan menggunakan produk yang sesuai (iStockphoto/Evrymmnt)
Cara mengatasi kulit kepala gatal bisa dilakukan dengan memilih produk yang sesuai jenis rambut dan kulit. Efek samping dari berbagai produk rambut dapat berdampak negatif pada kulit kepala.
Selain itu, kamu juga bisa meminimalkan penggunaan semprotan dan gel rambut untuk mengurangi gatal kepala.
Trimester 1: Mual dan Muntah
Morning sickness sendiri biasanya sering dikaitkan dengan sensitivitas ibu hamil terhadap bau.
Hal ini dipengaruhi oleh hormon estrogen tinggi selama masa kehamilan.
Indra penciuman ibu hamil akan lebih sensitif terhadap sesuatu yang beraroma kuat, termasuk cabai.
Morning sickness memang terjadi akibat peningkatan hormon, namun mengonsumsi makan pedas saat hamil dapat membuatnya menjadi lebih buruk.
Untuk itu, Moms sebaiknya menghindari makan pedas saat hamil trimester pertama atau sepanjang mual dan muntah masih terus dirasakan pada masa kehamilan.
Kondisi morning sickness bisa berkembang menjadi hiperemesis gravidarum atau mual muntah yang lebih parah.
Kondisi ini rentan mengakibatkan dehidrasi dan berat badan turun secara drastis.
Bila ibu hamil tidak mendapat penanganan intensif, hiperemesis gravidarum juga bisa menyebabkan komplikasi kehamilan.
Alternatif makan pedas saat hamil, konsumsi makanan dan minuman yang berprotein, atau perbanyak minum teh atau jahe hangat.
Selain itu, tetap aktif bergerak agar gejala yang dirasakan dapat berangsur membaik.
Keramas dengan air hangat
Kamu bisa menggunakan air hangat untuk membilas sampo saat keramas. Namun, suhu air jangan terlalu panas, terlebih untuk kamu yang memiliki risiko alergi terhadap produk perawatan rambut. Hal itu untuk menghindari iritasi, kerontokan, dan memberikan efek kering pada kulit kepala.
Selain itu, hindari penggunaan sampo kandungan alkohol maupun dengan wangi yang menyengat karena dapat menimbulkan reaksi alergi.
Efek Makan Pedas saat Hamil
Foto: Sakit Perut Sebelah Kiri Atas (Medicalnewstoday.com)
Meski makanan pedas tidak berdampak buruk untuk janin dalam kandungan, hal itu dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak menyenangkan bagi ibu hamil.
Kebiasaan makan pedas saat hamil bisa memicu masalah pencernaan.
"Makan pedas saat hamil dapat memicu masalah pencernaan dan asam lambung naik (heartburn), dua masalah umum yang terjadi terutama pada kehamilan trimester kedua dan ketiga," lanjut dr. Shanty.
Selain menyebabkan masalah pencernaan pada ibu hamil, makan pedas saat hamil juga dapat memberi efek lainnya.
Berikut ini beberapa efek sampingnya:
Reaksi janin saat ibu hamil makan pedas
Ibu hamil yang mengonsumsi makanan pedas 100 persen aman untuk janinnya. Karena proses makan pedas tersebut tidak akan menyakiti bayinya.
“Tidak ada bahaya yang melekat pada makanan pedas bagi kesehatan ibu atau kesehatan dan perkembangan bayi,” jelas Jennifer Hanes MS, RDN, LD, ahli gizi terdaftar dan ahli diet berlisensi yang berbasis di Texas dilansir dari Verywellfamily.
Menurut Hanes, mengonsumsi makan pedas pada saat hamil meski aman juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan. Misalnya saja di awal kehamilan, jika ibu hamil penyuka makanan pedas dan mengalami gejala mual serta enggan makan. Jika ibu hamil tetap makan makanan pedas bisa memperparah mulas dan gangguan pencernaan.
Setiap kehamilan berbeda. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan tentang keadaan ibu hamil untuk mengonsumsi makanan pedas saat hamil.
Dr. Cynthia Flynn, OB-GYN bersertifikat, juga mengatakan ibu hamil aman mengonsumsi makanan pedas sehingga tidak perlu mengkhawatirkan jika janin jadi mulas atau mual.
Flynn mengatakan jika ibu hamil bertanya-tanya seperti apa reaksi janin usai ibu hamil makan makanan pedas, menurutnya makanan yang ibu hamil makan tidak memengaruhi janin sama sekali.
“Sudah menjadi cerita nenek moyang bahwa makanan pedas akan membahayakan atau mengganggu bayi," kata Flynn dikutip dari Romper.
Ibu hamil bisa memperhatikan bagaimana janin bereaksi di dalam rahim. Janin bisa menari gembira saat ibu hamil memuaskan hasrat makannya dan itu cukup umum dan aman.
"Meskipun beberapa bayi tertidur setelah makan, bayi lainnya mungkin menjadi lebih aktif," kata Dr. Kathryn Wright, seorang OB-GYN.
Makanan tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah, katanya, sehingga meningkatkan kadar gula darah bayi, yang mungkin membuat bayi lebih aktif. Jadi, jika makanan pedas yang Bunda konsumsi ini mengandung karbohidrat atau gula yang sangat tinggi, mungkin bumbu pedas itu sendiri tidak memengaruhi reaksi janin.
Sambal Goreng Hati Kentang/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Ika Rahma
Makanan pedas akan pengaruhi selera makan bayi?
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan, ibu hamil yang mengonsumsi makanan pedas bisa melebarkan selera makan bayi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menemukan bahwa rasa dapat berpindah dari ibu ke cairan ketuban, jadi mengonsumsi banyak makanan berbumbu, manis, asin, atau pedas saat hamil dapat membentuk preferensi makanan bayi di kemudian hari.
Sedangkan dalam penelitian lainnya menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tertentu selama kehamilan dapat mengubah cairan ketuban. Meski begitu, belum ada penelitian yang secara khusus mengamati asupan makanan pedas seperti dilansir Vinmec.
Jika tak berpengaruh ke janin, apa ada batasan aman ibu hamil boleh makan pedas? Menurut Flynn, ibu hamil tidak perlu membatasi asupan makanan pedas kecuali jika hal itu mengganggunya.
“Perhatikan perasaan Anda setelah makan sesuatu yang pedas dan putuskan apakah itu cocok untuk Anda," imbuhnya.
Jika ibu hamil merasa sakit, mungkin tidak perlu terlalu sering memakannya atau meminta versi hidangan yang lebih ringan.
Jika ibu hamil mengalami gangguan pencernaan dan mulas, mungkin perlu mencari cara lain untuk menyegarkan hidup hingga ibu hamil merasa lebih baik kembali.
Mitos Makan Pedas saat Hamil: Memicu Bayi Botak
Foto: Bayi Mandi (Freepik.com/freepik)
Bukan hal aneh jika Moms hamil mulai mencari tahu soal mitos-mitos kehamilan yang beredar di masyarakat.
Terlebih jika baru pertama kalinya mengalami kehamilan, tentu ada banyak kekhawatiran perihal kehamilan yang dialami.
Salah satu kekhawatiran yang sering dialami adalah makan pedas dapat menyebabkan bayi terlahir botak.
Apakah hal tersebut termasuk mitos atau fakta?
Ternyata, makan pedas saat hamil dapat menjadi pemicu bayi lahir botak termasuk mitos.
Tidak ada penelitian yang mengungkapkan adanya hubungan antara kedua hal tersebut.
Meski begitu, ada baiknya untuk mengonsumsinya dengan porsi yang cukup dan jangan berlebihan.
Pasalnya, ibu hamil dapat mengalami masalah pencernaan hingga mulas jika terlalu banyak mengonsumsinya.
Baca Juga: 34 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil, Moms Wajib Tahu!
Cegah penyebaran kutu
Salah satu penyebab gatal kepala adalah kutu. Kamu bisa mengatasinya dengan menghindari kontak fisik atau berbagi sisir, topi, handuk, dan bantal untuk mencegah penyebaran kutu.
Jika terdapat kutu di rambutmu, cobalah untuk mencucinya dengan obat pembasmi kutu rambut. Kemudian gunakan sisir bergigi rapat untuk menghilangkan telur kutu.
Bagi kamu yang mengalami gatal tidak kunjung hilang disertai gejala lain seperti rambut rontok dan nyeri luka, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter atau pada ahlinya.
Sel-sel kulit kepala akan diuji di laboratorium soal keberadaan jamur, bakteri, atau kutu. Dokter juga akan mendiagnosis penyebab kulit kepala gatal dan memberikan pengobatan yang tepat.
Itulah beberapa cara mengatasi kulit kepala gatal yang bisa kamu lakukan di rumah. Semoga membantu.
Ibu hamil masih suka makan makanan pedas? Salah satu yang menjadi pertanyaan biasanya apakah aman? Begini reaksi janin saat ibu hamil makan pedas dan dampaknya.
Makan makanan pedas tidak akan membahayakan ibu hamil dan janinnya. Namun, tubuh masing-masing ibu hamil mungkin bereaksi berbeda dengan makanan pedas.
Atur waktu keramas
Mencuci rambut terlalu sering dapat menghilangkan minyak alami yang dibutuhkan oleh rambut. Namun, jarang mencuci rambut juga dapat menyebabkan penumpukan sebum, kotoran, dan minyak yang menyebabkan ketombe.
Untuk itu, kamu harus mengatur waktu keramas supaya tidak terlalu sering tetapi juga tidak jarang. Pastikan kamu mencuci rambut dengan bersih.
Idealnya, pemilik rambut normal bisa keramas setiap 2-3 hari sekali, sedangkan pemilik rambut berminyak dapat mencuci rambut 1 atau 2 hari sekali untuk mencegah penumpukan minyak dan kotoran berlebih.
Akan tetapi, ketika rambut sudah mulai terasa kotor, berminyak, dan banyak berkeringat sebelum waktu tersebut, maka kamu bisa segera keramas untuk mencegah rambut kotor dan kulit kepala gatal-gatal.
Cara Mengatasi Kulit Kepala Gatal
Seperti yang telah diungkap sebelumnya, kulit kepala gatal perlu diatasi sesuai dengan penyebabnya. Meski demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau meringankan kulit kepala gatal, seperti:
Karena penyebab umum dari kulit kepala gatal adalah ketombe, saat keluhan ini dirasakan, tak ada salahnya untuk mencoba menggunakan sampo untuk kulit kepala gatal, termasuk sampo antiketombe ketika keramas.
Biasanya sampo antiketombe mengandung zinc pyrithione, selenium, menthol, urea, dan asam salisilat. Tambahan sensasi cool dari menthol juga dapat membantu membebaskan kulit kepala dari ketombe.
Menggunakan obat kutu rambut
Pada kasus kulit kepala gatal yang disebabkan oleh kutu rambut, Anda perlu membasmi parasit ini beserta telur-telurnya. Untuk menghilangkan kutu rambut, Anda bisa menggunakan sisir serit, karena sisir ini bisa mengangkat kutu dan juga telur kutu yang menempel di rambut.
Selain itu, Anda juga dapat mengoleskan obat kutu rambut ke kulit kepala dan rambut. Namun, perlu diingat. Gunakan secara hati-hati dan pastikan Anda menggunakannya sesuai dengan petunjuk yang tertera di label kemasan atau berdasarkan saran dari dokter.
Jika keluhan kulit gatal kepala muncul karena reaksi alergi terhadap kandungan tertentu yang terdapat pada produk perawatan rambut yang sedang digunakan, seperti serum rambut, sampo, atau kondisioner, ada baiknya Anda menghentikan penggunaan produk-produk tersebut.
Anda perlu untuk beralih ke perawatan rambut lain yang cenderung ramah di kulit kepala dan tidak memicu reaksi alergi. Agae lebih aman, pilihlah produk yang berlabel ‘hypoallergenic’ atau khusus untuk kulit kepala sensitif.
Kandungan antibakteri, antiradang, dan antijamur yang terdapat di dalam cuka sari apel dapat membantu mengurangi rasa gatal pada kulit kepala, khususnya yang disebabkan oleh kulit kering dan ketombe.
Untuk memanfaatkan cuka sari apel sebagai bagian dari perawatan rambut, Anda dapat mengencerkan beberapa sendok cuka sari apel dengan air, lalu tuangkan ke kulit kepala dan rambut setelah rambut dibersihkan menggunakan sampo dan kondisioner. Diamkan selama beberapa menit, kemudian bilas dengan air bersih.
Selain cuka apel, Anda juga bisa memanfaatkan bahan alami lainnya, seperti tea tree oil, minyak kelapa, minyak cengkeh, minyak lavender, dan minyak peppermint, untuk mengngurangi keluhan gatal pada kulit kepala.
Apabila hal-hal di atas telah dilakukan, tapi keluhan kulit kepala gatal masih juga Anda alami, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. Hal ini penting dilakukan agar doker bisa memastikan penyebab kulit kepala gatal yang Anda rasakan dan mengobatinya dengan tepat sesuai dengan penyebabnya.
Contohnya, pada kasus kulit kepala gatal yang disebabkan oleh kurap, dokter mungkin untuk meresepkan obat antijamur dalam bentuk obat minum, sampo antijamur, atau salep. Pemberian obat dapat mengatasi kurap sekaligus meredakan keluhan gadal di kulit kepala gatal.
Selain itu, untuk mencegah kekambuhan kulit kepala gatal, Anda perlu menjaga kebersihan rambut dengan rutin keramas dan hindari paparan sinar matahari berlebihan. Jika kulit kepala gatal sudah terasa mengganggu dan berlarut-larut, segera konsultasikan ke dokter.
Kulit kepala gatal seringkali membuat tidak nyaman. Selain malu karena harus menggaruk terus-menerus, juga akan menimbulkan lecet atau luka di kepala.
Jika rasa gatal tiba-tiba muncul, cobalah untuk tidak menggaruknya. Kamu bisa mencoba cara mengatasi kulit kepala gatal berikut di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari laman Healthline, kulit kepala gatal paling umum dipicu oleh ketombe atau dermatitis seboroik. Penyebab ketombe antara lain jamur, perubahan musim, stres juga kulit kepala sensitif.
Selain ketombe, penyebab kulit kepala gatal juga bisa disebabkan oleh diabetes, herpes zoster, alergi, kutu, lupus diskoid, migrain, psoriasis kulit kepala, hingga kurap.
Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan cara-cara berikut.
Salah satu penyebab kepala gatal adalah stres. Stres diketahui dapat meningkatkan produksi hormon tertentu dan melepaskan senyawa penyebab inflamasi yang menimbulkan ketombe berlebih dan merusak kulit.
Dikutip dari Pinkvilla, seorang Dokter Kulit yang berbasis di New York, Lotika Singh menyarankan untuk melakukan meditasi atau yoga jika permasalahan ini disebabkan oleh stres.
Makanan juga bisa menyebabkan kulit kepala gatal. Kebiasaan makan makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans menyebabkan kelenjar sebaceous menghasilkan lebih banyak sebum yang memperparah ketombe.
Selain itu, ketombe juga bisa terjadi akibat kekurangan vitamin B dan seng. Vitamin B mengandung biotin yang membentuk dasar sel rambut. Kamu bisa memakan nasi, telur, oatmeal, pisang, kacang-kacangan, zaitun dan alpukat untuk mencukupi kebutuhan vitamin B.